Analisis
wacana kritis dalam vidio “grammer soroboyo”
Kajian Wacana Kritis
Kajian Wacana Kritis
Oleh : Okky Novianto
1. Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Media
video sangat sesuai dengan tipe isi prosedural atau keterampilan, karna video
dapat menampilkan gerakan dan peserta didik dapat menirukan gerakan dalam waktu
hampir bersamaan. Video dalam system penggunaannya merupakan sekumpulan
komponen yang satu sama lain saling bekerjasama yang pada fungsi akhirnya dapat
mengirim suara serta gambar yang bergerak, video juga merupakan suatu peralatan
pemain ulang (Play Back) dari suatu program rekaman baik berupa rekaman audio
maupun gambar.
J.E
Kemp (1985 : 221) mengatakan bahwa video dapat menyajikan informasi,
mengambarkan suatu proses dan tepat mengajarkan keterampilan, menyingkat dan
mengembangkan waktu serta dapat mempengaruhi sikap. Hal ini dipengaruhi oleh
ketertarikan minat, dimana tayangan yang ditampilkan oleh media video dapat
menarik gairah rangsang (stimulus) seseorang untuk menyimak lebih dalam.
Secara
empiris kata video berasal dari sebuah singkatan yang dalam bahasa inggris
yaitu visual dan audio. Kata Vi adalah singkatan dari Visual
yang berarti gambar, kemudian pada kata Deo adalah
singkatan dari Audio yang berarti suara. Dari pemnjelasan di
atas dapat kita simpulkan pemahaman bahwa VIDEO adalah
merupakan seperangkat komponen atau media yang mampu menampilkan gambar
sekaligus suara dalam waktu bersamaan. Pada dasarnya hakekat video adalah
mengubah suatu ide atau gagasan menjadi sebuah tayangan gambar dan suara.
Teori kritis muncul di kalangan ilmuwan sosial di Frankfurt
(Jerman), merupakan kritik terhadap perkembangan masyarakat dengan maksud
membebaskan manusia dari belenggu budaya teknokrat modern (Magnis-Suseno,
1992:160). Teori kritis tidak hanya bersifat kontemplatif, melainkan juga
bermaksud mengubah, membebaskan manusia dari belenggu yang dibuatnya sendiri,
ingin mengembalikan kemerdekaan dan masa depan manusia (ibid. 162).
Teori kritis pada dasarnya merupakan usaha pencerahan
(Magnis-Suseno, 1992: 165), yakni bermaksud menciptakan kesadaran kritis
terhadap “kemajuan – kemajuan” kehidupan manusia. Teori kritis hendak
menyingkap kemajuan semu yang berkembang, misalnya : rasionalisasi dari akal
budi obyektif ke akal budi instrumentalis menghasilkan irasionalitas karena
akal budi kehilangan otonomi dan menjadi alat belaka (Sindhunata, 1982:121).
Teori Kritis “awal” (era Horkheimer) merupakan koreksi terhadap
teori Karl Marx tentang perubahan masyarakat. Teori Karl Marx yang bersifat
obyektif tentang perubahan masyarakat merupakan deskripsi hukum – hukum
obyektif yang menentukan perkembangan masyarakat (Magnis-Suseno, 1992: 164).
Menurut para cendekiawan Frankfurt, teori Marx telah jatuh ke dalam
jebakan kontemplatif, padahal semula bermaksud emansipatoris (ibid. 164). Teori
Marx telah membeku menjadi teori kontemplatif,yang hanya mendiskripsikan fakta
– fakta obyektif, maka tidak lagi bersifat emansipatoris. Marx jatuh kedalam
salah paham positivistik terhadap teorinya sendiri (ibid.164).
Teori kritis “awal” tersebut telah gagal menjadi teori yang
emansipatoris karena bertolak dari pengandaian – pengandaian dari teori yang
ditolaknya (teori Marx yang berdasarkan paradigma manusia kerja). Habermas
membaharui teori kritis, dengan titik tolak paradigma manusia adalah makhluk
yang berinteraksi (paradigma komunikasi); masyarakat komunikasi terbuka bebas
tekanan.
Menurut Habermas, kerja merupakan salah satu tindakan dasar manusia
dan disamping bekerja manusia masih melakukan tindakan dasar lain yakni
interaksi (Magnis-Suseno, 1992:171). Bekerja merupakan tindakan manusia
terhadap alam sedangkan interaksi merupakan hubungan manusia dengan manusia
lain (ibid). Tampak disini bahwa kegagalan teori kritis (meskipun telah
melampaui teori Marx) karena kesempitan paham tentang filsafat manusia yang
dijadikan pengandaiannya.
1.2
Tujuan pembahasan
Tujuan pembahasan dalam vidio grammer suroboyo dengan
menggunakan kajian wacana kritis dapat dirumuskan sebagai berikut :
a.
Tujuannya adalah
mengkritisi ideologi yang melatarbelakangi sebuah wacana dengan jalan
menelanjangi asumsi-asumsi kebenaran yang seringkali sudah menjadi common
sense di masyarakat?
b.
Bagaimana Konteks
yang ada sehingga menjadi bahan kritik dalam acara “Grammer suroboyo”?
c.
Ideologi apa yang
ingin disampaikan dalam acara “Grammer suroboyo”?
1.3 Pendekatan Kajian
Pendekatan
kajian yang digunakan adalah kajian wacana secara kritis.
2.
Strategi Kritik yang disampaikan dalam vidio “Grammer Suroboyo”
Kritik
yang disampaikan dalam acara “Grammer suroboyo” dikemas dalam bentuk parodi.
Dengan strategi ini dua tokoh yaitu Suro dan Boyo membicarakan sesuatu yang ganjil yang
terjadi di Indonesia dengan tujuan agar masyarakat mengerti untuk merasa dan
berubah menjadi lebih baik, selain itu acara ini juga bertujuan agar penonton
sadar akan apa yang terjadi di Indonesia sehingga mereka akan mengubah
budaya-budaya negatif di Indonesia. Jika ini tidak dilakukan maka Indonesia
akan semakin terbelakang.
Dengan vidio ini masyakat haru menyadari
pentingnya perkembangan zaman pada saat ini tetapi harus bisa memfilter mana
yang baik dan mana yang buruk bagi mereka dan anak-anak mereka. Dalam vidio ini
juga mengkritik tentang kemajuan para pemuda surabaya dan perkembangan zaman
anak sekarang yang kurang wajar bagi usianya. Di vidio juga membicarkan tentang
kejelasan hukum diindonesia.
3.
Konteks Wacana dalam vidio “Grammer suroboyo”
3.1
Konteks perkembangan zaman
Sekarang ini, perkembangan jaman di Indonesia sudah semakin canggih,
negara Indonesia pun yang sudah semakin tua umurnya juga mengalami kesempitan
atau masalah di bidang perekonomi maupun social. Namun karena perkembangan
jaman tersebut masalah-masalah di negara ini pun juga semakin bertambah, kita
lihat saja bagaimana pergaulan remaja saat ini dan bagaimana para remaja
memanfaatkan kemajuan dan teknologi canggih di negara Republik Indonesia ini.
Ternyata para remaja sekarang ini tidak dapat memanfaatkan kemajuan dan teknologi
tersebut. Buktinya saja sekarang-sekarang ini para remaja larut dalam pergaulan
bebas dan narkoba yang semakin marak di negara
Indonesia. Negara Indonesia pun sudah menduduki peringkat negara
terkorupsi atau pun seks bebas di bandingkan negara lain. Padahal, negara kita
tercinta ini adalah negara yang berkabudayaan timur yang menjunjung tinggi
kesopanan. Kenapa remaja kita sekarang ini banyak yang terjebak dengan hal-hal
yang berpengaruh negatif. Sebagian besar mungkin disebabkan karena mereka kurangnya
iman, lingkungan sekitar yang menjebak mereka melakukan hal tersebut, ataupun
karena kurangnya komunikasi dengan keluarga. Komunikasi dengan keluarga
sangatlah penting, agar setiap ada masalah apapun kita dapat bercerita kepada
keluarga terdekat, keluarga kita pun
juga tidak akan menjebak kita dalam masalah yang sedang kita hadapi
itu, bahkan keluarga kita akan membantu kita menemukan jalan keluar dari
masalah kita. Namun, jika para remaja sudah terjebak sulitlah sudah untuk
mengembalikan diri kita menjadi normal atau sedia kala karena, narkoba dan seks
bebas sngatlah terikat kuat satu sama lainnya. Misalnya saja jika kita sudah
terkena atau ketergantungan dengan narkoba secara otomatis kita pun juga akan
terjebak denag namanya seks bebas. Walaupun mula-mulanya hanya coba-coba dengan
narkoba jangan dikira kita dapat dengan mudah meninggalkan kata narkoba dari
dalam diri kita. Karena butuh waktu yang cukup lama untuk tidak terpengaruh
lagi dengan kata narkoba, kita harus mempunyai niat sungguh-sungguh yang
tertanam dalam diri kita sendiri, membutuhkan biaya yang cukup besar karena
kita perlu bolak-balik ke tempat rehabilitas, dan yang pastinya membuat
keluarga menjadi malu dan sangat merugikan diri kita sendiri tentunya. Dari
Narkoba itu sendiri pun tidak ada untungnya sama sekali untuk diri kita maupun
orang lain. Perilaku Seks Bebas itu pun juga akan membuat image kita sebagai
generasi muda di Indonesia tercemar buruk, karena Seks bebas itu pun juga lebih
banyak kerugiannya dari pada keuntungan yang kita raih misalnya jika kita
melakukan seks bebas tidak menutup kemungkinan kita akan terjangkit penyakit
yang sangat mengerikan dan belum di temukan obatnya yaitu HIV/ AIDS yang tidak
berpandang buluh saiapa yang akan terjangkit penyakit tersebut karena semua
orang bisa terkena jika orang tersebut pernah melakukan seks bebas, anak-anak
mereka nantinya pun tidak menutup kemunkinan akan terkena penyakit tersebut
karena adanya aliran darah yang mengalir ke anak mereka tersebut. Kita sebagai
generasi muda harus hati-hati dalam bertindak ataupun melangkah, karena jaman
sudah semakin canggih, dan jaman sudah semakin modern kita harus dapat
memanfaatkan kemajuan dan kecanggihan yang terjadi dijaman kita ini. Sebagai
keluarga yang paling dekat dengan diri kita harus selalu berkomunokasi dengan
baik agar perilaku anak-anak kiata nanti tidak akan berperilaku menjadi
pengedar narkoba, pecandu narkoba, seks bebas, ataupun perilaku buruk lainnya.
Dan keluarga itu pun harus dapat menjaga dan memperhatikan buah hatinya. Yang terlihat
sekarang ini saja ank SD sudah mulai mencoba yang namanya rokok mereka pun
tidak menutup kemungkinan akan ketergantungan dengan rokok dan mencoba hal-hal
lainnya seperti narkoba, dan semakin beranjaknya umur mereka juga akan
melakukan seks bebas.
3.2
Konteks perkembangan anak
Dunia kognitif masa anak
anak prasekolah adalah kreatif, bebas, dan penuh imajinasi. Di dalam seni
mereka, matahari kadang kadang berwarna hijau, dan langit berwarna kuning.
Mobil mengambang di awan, dan manusia seperti kecebong. Imajinasi anak anak
prasekolah terus bekerja, dan daya serap mental mereka tentang dunia semakin
meningkat. Bahasan tentang perkembangan kognitif masa awal anak anak kali ini
berfokus pada tahap pemikiran praoperasional piaget. Pada tahap masa awal anak, seorang anak telah
memasuki perkembangan kognitif tahap praoperasional. Menurut piaget, tahap ini
terjadi pada usia anak mencapai 2 hingga 7 tahun. Pada tahap inilah konsep yang
stabil dibentuk, penalaran mental muncul, egosentrisme mulai kuat dan kemudian
melemah, serta keyakinan pada hal hal yang magis terbentuk.
Pemikiran praoperasional
adalah awal kemampuan untuk merekonstruksi pada tingkat pemikiran apakah
seorang anak dalam melakukan sesuatu. Pemikiran praoperasional juga mencakup
peralihan penggunaan simbol dari yang primitif kepada yang lebih canggih.
Pemikiran praoperasional dapat dibagi ke dalam dua subtahap: subtahap fungsi
simbolis dan subtahap pemikiran intuitif.
Subtahap Fungsi Simbolis
Subtahap Fungsi Simbolis
(symbolic function subtange) adalah subtahap pertama pemikiran
praoperasional yang terjadi sekitar usia 2 hingga 4 tahun. Pada subtahap ini,
anak anak mengembangkan kemampuan untuk membayangkan secara mental suatu objek
yang tidak ada. Kemampuan untuk berpikir simbolis semacam ini disebut dengan
fungsi simbolis dan kemampuan itu mengembangkan secara cepat dunia mental anak.
Hal yang paling bisa diamati adalah anak kecil menggunakan desain corat coret
untuk menggambarkan manusia, rumah, mobil, awan, dan lain lain.
Anak anak kecil tidak terlalu peduli
dengan realitas, gambar gambar yang mereka buat penuh daya cipta. Matahari
biru, langit kuning, dan mobil mengambang diawan, semua itu adalah dunia
simbolis dan imajinatif mereka.
Egosentrisme (egocentrism)
adalah suatu ciri pemikiran praoperasional yang menonjol. Egosentrisme adalah
suatu ketidakmampuan untuk membedakan perspektif diri dengan perspektif
oranglain. Anak belum memiliki kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan,
dilihat dan dipikirkan oleh oranglain, ia lebih cenderung untuk melihat sesuatu
dari sudut padang dirinya sendiri.
Animisme (animism) adalah
bentuk lain pemikiran praoperasional. Animisme adalah keyakinan bahwa objek
yang tidak bergerak memiliki suatu kehidupan dan dapat bertindak. Anak kecil
dapat menunjukkan pemikiran animisme dengan mengatakan seperti: “Ma, pohon itu
mendorong daunnya biar bergerak gerak agar daunya jatuh”. Anak kecil
menggunakan animisme karena sulit membedakan kejadian kejadian yang tepat bagi
penggunaan perspektif manusia dan buka manusia.
Namun sebagian developmentalis
percaya bahwa animisme merupakan pengetahuan dan pemahaman yang kurang lengkap,
bukan suatu pemahaman menetap tentang dunia. Perlu untuk menjelaskan lebih
lanjut agar terbentuk pemahaman yang lebih lengkap tentang dunia.
Subtahap Pemikiran Intuitif
Subtahap pemikiran
intuitif (intuitive thought substage) adalah subtahap kedua pemikiran
praoperasional yang terjadi sekira usia 4 hingga 7 tahun. Pada tahap ini, anak
anak mulai menggunakan penalaran primitif dan ingin tahu jawaban atas semua
bentuk pertanyaan.
Piaget menyebut pada periode waktu
ini anak anak tampaknya begitu yakin tantang pengetahuan dan pemahaman mereka,
tetapi belum begitu sadar bagaimana mereka tahu apa yang mereka ketahui itu.
Lebih jelasnya mereka mengatakan mengetahui sesuatu, tetapi mengetahuinya
dengan cara tidak menggunakan pemikiran rasional.
Centration terbukti paling jelas
terjadi pada awal anak anak yang kekurangan pemahaman conservation.
Conservation adalah suatu keyakinan akan keabadian atribut objek atau situasi
tertentu terlepas dari perubahan yang bersifat dangkal. Seorang dewasa akan
dapat membedakan dengan jelas jumlah suatu cairan (air) yang dipindah dari
sebuah piring kedalam gelas dengan mengatakan jumlah cairan tetap sama. Tetapi
tidak dengan anak kecil, sebaliknya mereka tertipu oleh tinggi cairan akibat
tinggi gelas.
Karakteristik lain anak anak
praperasional adalah mereka menanyakan serentetan pertanyaan. Pertanyaan
pertanyaan anak yang paling awal tampak kira kira pada usia 3 tahun, dan pada
usia 5 tahun mereka membuat pusing orang orang dewasa disekitarnya karena lelah
menjawab pertanyaan pertanyaan ”mengapa” mereka.
Pertanyaan pertanyaan meraka
menunjukkan akan perkembangan mental dan mencerminkan rasa ingin tahu
intelektual mereka.Ppertanyaan pertanyaan ini menandai munculnya minat anak
anak akan penalaran dan penggambaran kenapa sesuatu seperti itu. Seperti
mengapa matahari bersinar, mengapa adik ada diperut ibu, mengapa ada orang di
televisi, dan lain lain.
Dengan mengetahui dan membahas
sejumlah karakteristik perkembangan kognitif anak pada tahap pemikiran
praoperasional, diharapkan bisa membantu anda mengingat karakteristik ini untuk
memahami bagaimana taraf berpikir anak pada usia awal anak anak
4. Ideologis
Kritis dalam vidio “Grammer suroboyo”
Kritikan masalah global warming
adalah
Pak woh :
ojoj-ojok warungku iki kenek krisis
global pisan mangakne saiki sepi.
“Klepon
teko meduro,amerika krismon wong cilik melok sengsoro”
(vidio grammer suroboyo part 3)
Dalam kenteks ini pak woh mejelaskan kenapa
amarika yang kena krismon tetapi rakyat kecil kna imbasnya. Padalah indonesia
negara yang kaya sehingga harus bisa memakmurkan masyarakat kecil tapi
kenyataannya sekarang berbeda. Banyak warga yang masih banyak pengemis asongan
dll.
Kritikan terhadap calon pemimpin
Suro : oh
yo marine lak onok coblosan mane yo..sampeyan mele sopo pak wo??
Pak wo : lak q gak nekoh-nekoh rek seng penting
bahan sembako murah.
(vidio grammer suroboyo part 3)
Dalam konteks menyatakan bahwa siapapun kelak yang
menjadi pemimpin jangan sampai lupa akan kwajibannya yaiktu selalu ingat
janjinya dulu sebelum ia jadi seorang pemimpin. Tetapi pada kenyataannya calon
pemimpin sekarang hanya bisa janji-janji sebelum dipilih, tetapi kau jadi
mereka lupa akan janji-janji itu. Mereka hanya memikirkan dirinya sendiri.
Suro : lo masih mending, uang gue dibawa edi kancil berpuluh-puluh tahun
gak balik-balik.
Boyo : iyo nang ndi yo wonk iku saiki?? Wez koen goleki nang lapangan tenes
ta?? Sopo ngerti wonge nontok pertandingan tenes??
Suro : kalo itu sakti yo, dipenjara dijakarta tapi bisa muncul dibali.
(vidio grammer suroboyo part 4)
Dalm percakapan diatas suro dan boyo membicarakan
tentang si gayus tambunan tetapi namanya giganti edy kancil. Kenapa seorang
nara pidana yang dipenjara dijakarta bisa lihat pertandingan tennes di bali.
Suro menggunakan nama edi kancil mungkin menyamkan si gayus dengan kancil, kita
semua tahu kancil adalah hewan yang licik.
Boyo : cobak delok saiki malah ake arek-arek seng kerjo ndek luar negri,
coba pikeren opone seng salah?
(vidio grammer suroboyo part 4)
Kita tahu banyak pemuda diindonesia menjadi
seorang TKW untuk mengaduh nasib mereka. Padahal diindonesia banyak perusahaan-
perusahaan dan indonesia sangat kaya. Kenapa pengaturan agar rrakyat kecil
sejahtera sulit untuk dilaksanakan, selama ini hanya janji yang bisa diberi
oleh para pemerintah kepada masyarakat kecil.
Suro: bagaimana sekarang perkembangan gedung tosan??
Boyo : yo iku mau jeh, dana seret..proyek mangkrak..
(Vidio grammer suroboyo 4)
Gedung tosan adalah gedung tontonan akhir pekan,
para remaja ingin sekali mempunyai gedung tosan karena digunakan untuk
berapresiasi digedung itu. Seperti pertunjukan drama, band, dll. Percakapan ini
diajukan pemerintah kota surabaya agar bisa membangung gedung tosan sebagai
wadah kreasi pemuda surabaya.
Boyo : pr ku dorong mari!
Suro : lo emangee onok pr?
Boyo : iyo pr itung-itungan iku loh, meskipun gak
onok pr tapi tetep sinau yo..
Suro : sinau ko’ terus-terusan koyok mimik susu
ae.
Boyo : lo cek pinter yo.
(vidio grammer
suroboyo “suro boyo cilik”)
Dalam percakapan ini suro dan boyo membicarakan
tentang pekerjaan rumah. Tapi banyak kita lihat kenyataan yang ada banyak anak
kecil yang menganggap pekrjaan rumah dan belajar itu kurang penting mereka
lebih asik lihat tv dan bermain plastasion. Dan bermain yang lain.
Suro : aku gak senag dadi dokter, aku pengen dadi anak band, aku kan pinter
nyanyi.
Boyo : oww.. cobak koen ro ndak lagu-lagu daerah indonesia??
Suro : emange koen ero yo??opo ae coba’??
Boyo : lah malah ganti takon, lagu daerah iku koyok injit-injit semut,
kakak tua, anak kambing saya, sijali-jali dan bengawan solo. Trus awakmu ngerti
lagu apa??
Suro : empek –empek dicampur lodeh, kecil dechhh...(menyanyikan lagu st 12)..
Apik yo suaruku??
Boyo : arek cilik ko’ nyanyi lagu cinta??
Suro : opo’o se yo??
Boyo : kupingku rasane koyok ditosok tugu pahlawan.
(vidio grammer suroboyo “suro boyo
cilik”)
Pada zaman sekarang banyak anak-anak kecil yang
mudah menghafal lagu-lagu orang dewasa dari pada lagu bagi seusia mereka.
Mereka lebih mengenal lagu-lagu cinta dari pada lagu daerah.
Ideologi
tersembunyi dalam vidio grammer suroboyo
Dalam vidio Grammer suroboyo banyak
idologi yang tersimpan didalamnya tetapi dalam vidio Grammer suroboyo kritikan
yang disampaikan tidak secara langsung tetapi dengan sindiran-sindiran yang
diucapin oleh suro dan boyo.
Ideologi yang tersipan adalah membahas tentang
masalah global warrning yang terjadi diamerika tetapi kenapa imbasnya sampai
dirakyat kecil dinegara indonesia. Terus maslah gayus tambunan seorang nara
pidana dijkarta kenpa bisa berlibur kebali. Selanjutnya masalah perkembangan
anak kecil pada zaman sekaran yang lebih banyak hafal lagu khusus dewasa tetapi
lagu anak-anak mereka jarang hafal.
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pembahsan diatas dapat
disimpulkan bahwa pada zaman sekarang banyak orang yang kurang bisa menyaring
tentang kemajuan global jadi banyak orang yang berlebihan, dan begitu juga
masalah poltik yang terjadi di indonesia masih dikatakan mengecewakan
masyarakat. Dan begitupun anak kecil pada zaman sekarang pertumbuhan lebih
cepat memang baik tapi apabila anak itu melebihi ap yang seharusnya diusianya
itu juga kurang baik.
• Analisa Wacana
Kritis adalah salah satu pendekatan kualitatif yang menginduk pada paradigma
Kritis.
• Analisa Wacana kritis adalah salah satu metodologi dalam pemaknaan teks.
• Analisa wacana Kritis adalah pendekatan yang berorientasi pada interpretasi atau penafsiran peneliti
• Analisa Wacana kritis adalah salah satu pendekatan yang menganalisa apa yang ada dibalik teks dan ideologi apa yang ada dibalik teks.
• Analisa Wacana kritis adalah salah satu metodologi dalam pemaknaan teks.
• Analisa wacana Kritis adalah pendekatan yang berorientasi pada interpretasi atau penafsiran peneliti
• Analisa Wacana kritis adalah salah satu pendekatan yang menganalisa apa yang ada dibalik teks dan ideologi apa yang ada dibalik teks.
DAFTAR PUSTAKA
Denzin NK &
Lincoln YS, 2009, Handbook of Qualitative Research, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Muhadjir, Noeng, 2000, Metode Penelitian Kualitatif, Rake Sarasin, Yogyakarta
Moleong, Lexy, edisi revisi 2006, Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosda Karya, Bandung.
Sudarso, 2008, Metode Penelitian Sosial, Kencana Pranada Media Group, Jakarta.
Muhadjir, Noeng, 2000, Metode Penelitian Kualitatif, Rake Sarasin, Yogyakarta
Moleong, Lexy, edisi revisi 2006, Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosda Karya, Bandung.
Sudarso, 2008, Metode Penelitian Sosial, Kencana Pranada Media Group, Jakarta.
Vidio “Grammer suroboyo part 3, 4, cilik”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar